Monday, December 3, 2007

Infernal Affair & The Departed

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
KECEWA! itu yang gw rasain sewaktu melihat remake film Infernal Affair dengan The Departed yang secara film ini digawangi sutradara besar seperti Martin Scorsese yang bahkan diganjar oscar tahun 2007 ini. Ternyata kemilau bintang hollywood masih ga bisa menandingi akting cemerlang bintang asia seperti Andy Lau dan Tony Leung.

Film ini bercerita tentang aksi saling susup antara gangster dan polisi, dari gangster (Eric Tsang vs Jack Nicholson) menyusupkan Andy Lau vs Matt Damon dan kepolisian yang dipimpin Martin Sheen vs Anthony Wong menyusupkan Tony Leung vs Leonardo deCaprio. Dari ke-4 peran utama ini gw memenangkan Andy Lau, Anthony Wong dan Tony Leung dan menyisakan Jack Nicholson atas akting cemerlang mereka. Dan gw pengen menghajar Matt Damon atas akting buruknya (untuk kesekian kalinya) yang membuat film the Departed ga ada gregetnya. Lihatlah gimana Andy sebagai tokoh jahat bisa hadir dengan sangat mengagumkan dimata rekan kerjanya dan dimata kekasihnya. Leonardo emang ga jelak aktingnya, bahkan paling bagus aktingnya diantara pemain The Departed tapi masih kalah jauh dari mimik muka dan pancaran mata penuh ketakutan dan kegelisahan Tony Leung. Sedangkan Jack Nicholson walopun tidak terlalu bagus (entahlah gw slalu lihat Joker dimukanya) tapi emang lebih bagus jika dibandingkan Eric Tsang.

Perubahan sedikit Infernal Affair (IA) ke The Departed (TD) adalah kisah pacar Andy & Tony, kalau dalam IA keduanya memiliki pacar yang berbeda (dan tidak memerlukan bumbu seks) sedangkan dalam TD Leo dan Matt diceritakan memiliki pacar yang sama, yaitu seorang psikiater. Seharusnya tidak perlu ada kisah perselingkuhan, justru kesannya jadi "film" banget coz semua orang terkoneksi dengan mudah. Pengiriman sandi-nya juga lebih keren di IA yang cuman make kode ketukan bukan via sms. Kematian inspektur polisi-nya juga jauh lebih dramatis di IA (oh gosh...lihatlah muka Tony). Infernal Affair jelas jauh lebih bagus dari the Departed. Infernal Affair hadir menjadi trilogy, walopun agak membingungkan di IA 2 & 3 karena alurnya yang flashback tapi kalo diikuti semuanya, jalan ceritanya tidak akan membingungkan apalagi membosankan.

Asia hongkong memang banyak melahirkan film keren terutama yang dibintangi Andy Lau (he's my fav) Tony Leung, Anthony Wong dan Takeshi Kanesiro, yang semoga diikuti oleh Indonesia dengan menghasilkan karya BAGUS siapa tahu dilirik Hollywood, jangan hanya bisa mencontek mengadaptasi saja.

Apocalypto & Papua

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
Saat Perang menjadi pilihan tak terhindarkan

Gw menyandingkan dua hal yang berbeda karena baru saja gw baca berita tentang perang suku di papua yang sudah memakan korban jiwa (lagi) yang mengingatkan gw dengan film arahan Mel Gibson yang spektakuler, Apocalypto. Semoga perang di papua segera berakhir.

Apocalypto merupakan bahasa Yunani yang jika diterjemahkan berarti new beginning atau awal baru. Berlatar belakang kehidupan Maya kuno, film ini dipenuhi dengan adegan sadis perkelahian, pembunuhan sadis (biadab) yang kadang bikin gw ga' tega buat ngliatnya. Cerita diawali dengan kehidupan bahagia (dan lucu) jaguar paw dan kelompoknya, namun kemudian terusik dengan adanya serombongan orang yang melintas batas untuk menghindari pengejaran. Jaguar dan ayahnya tidak menceritakan kejadian ini ke warganya, hal ini untuk menghindari ketakutan. Tapi selagi matahari baru bersinar, kampung mereka telah di kepung dan banyak warganya yang dibantai. Jaguar paw berhasil menyelamatkan istrinya yang sedang hamil dan anaknya yang amasih kecil dengan memasukkan mereka ke dalam sumur, sementara ayahnya sendiri terbunuh didepan matanya.

Jaguar paw dan warga lainnya di ikat dan dibawa dalam perjalanan panjang dan penuh siksaan ke kota Maya. Wanitanya dijual sedangkan kaum pria akan dipersempahkan kepada dewa matahari dengan cara diletakkan di altar, dadanya disobek, diambil jantungnya dan kepalanya kemudian dipenggal dan dibuang dari puncak altar ke alun-alun yang penuh sesak orang. Ketika jaguar paw akan dipersembahkan, tiba-tiba datang gerhana matahari yang mereka yakini bahwa dewa matahari telah kenyang sehingga tidak perlu persembahan lagi. Nasib paw dan temannya untuk sementara terhindar dari kematian, dan merekapun dibebaskan. Pembebasannya dilakukan di lapangan terbuka, mereka diminta lari melewati lapangan dan jika selamat sampai di ladang jagung maka mereka dibebaskan. Tentu saja tidak ada yang selamat, paw juga tidak luput dari tombak tapi seorang temannya yang sedang sekarat berhasil membantunya dan paw-pun berhasil lolos dengan membunuh anak pimpinan kelompok pemburu ini. Dan mulailah usaha keras paw untuk mempertahankan hidup demi menemui anak istrinya dimulai. Benar-benar menegangkan, apalagi hujan mulai turun dan air mulai mengisi sumur tempat istrinya yang hamil tua dan anaknya bersembunyi. Di akhir film, keputusan yang di ambil oleh jaguar paw untuk menentukan jalan hidupnya merupakan penegasan judul film ini.

Mel Gibson bukan hanya brilliant dalam menggarap detil make up, aksesoris, tato, tapi pemilihan penggunaan bahasa (Maya?) juga menambah film ini terasa lebih nyata.