Tuesday, May 13, 2008

The Broker

Di akhir masa jabatannya sebagai Presiden, Arthur Morgan yang baru saja mengalami kekalahan telak dan memalukan duduk bersama Teddy, pimpinan CIA untuk mendiskusikan pembebasan Joel Backman seorang Broker ulung yang dijebloskan dalam penjara isolasi dengan tuduhan membahayakan rahasia negara. Bagi Morgan pembebasan itu hanyalah tamparan kepada Washington yang sudah mempermalukannya, sedangkan bagi Teddy pembebasan Backman hanyalah sebuah pancingan agar pihak-pihak yang terkait kasusnya memperlihatkan diri, kalopun Backman mati itu bukan masalah besar selama kematiannya tidak terjadi di Amerika.


Backman dibuang ke negara yang amat sangat gw sukai, I-T-A-L-Y
. Dengan identitas baru bernama ”Marco” ia dibantu oleh Luigi dan Ermanno mulai belajar bahasa Italy dan mengenal lingkungannya mulai dari kebiasaan makan, minum dan tentu saja berbusananya. Ahh Italy emang keren banget, penulis manapun yang mengambil setting Italy dijamin akan menghabiskan lebih dari satu Bab hanya untuk menceritakan keindahan tempat, makanan, kopi, opera, fashion atau bahkan sejarah bangunannya. Okelah tidak perlu gw ceritain keindahan Italy menurut sudut pandang John Grisham, kita liat aja kasus yang membuat Backman eh Marco sampe di tuduh membahayakan rahasia negara.


Profesi backman sebagai broker handal yang dapat membuka semua pintu loby menuju senat diminati Safi dan Fasal salah 2 dari 3 orang penemu asal Pakistan yang memiliki program ”JAM”. Program ini bukan hanya meningkatkan kecepatan komunikasi ”Neptunus” (sebuah rangkaian satelit temuan mereka yang beredar dari semenanjung Arab - Afghanistan - Pakistan - hingga Cina) tapi juga membuat Neptunus mampu mengacaukan navigasi dan komunikasi satelit-satelit yang ada di orbit. Negara-negara haus data intelejen seperti Cina, Arab, Rusia, Israel dan Amerika berebut ingin memilikinya dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan hingga seperti biasa Amerika membuat cerita BOHONG bahwa kantor Backman membocorkan rahasia negara dengan bukti-bukti yang ga’ bisa dibantah. Kekacauanpun terjadi, Hubbarad rekan Backman dibunuh dan backman memilih menerima semua tuduhan dengan tidak membocorkan keberadaan ”JAM” demi keselamatan hidupnya. Dan di tempat barunya (yang selalu gw impiin) Backman mulai belajar bertahan hidup dan berusaha tetap hidup ditengah perburuan akan hidupnya dari negara-negara yang pernah berurusan dengan ”JAM”. Walopun diawasi dengan ketat tapi dia berhasil membuat kontak dengan anaknya dan dia juga berhasil meloloskan diri dari pemburunya maupun penjaganya menuju ke Swiss untuk mengambil ”JAM”. Berbekal ”JAM” dan perencanaan yang matang dia kembali ke Amerika untuk membuka rahasia kepemilikan ”JAM”.


Membaca The Broker seperti menghirup udara segar di kota bernama John Grisham yang biasanya bercerita sangat amat lambat dengan banyak narasi deskriptif panjang dan bertele-tele (tapi tetep gw sukai). Cerita thriller seperti ini memang bukan barang bacaan baru tapi tetap mengasyikkan demi melihat penulisnya. Benar bahwa The Broker jauh lebih enak dibaca dibandingkan dengan The Last Juror yang di rilis hampir bersamaan. Bukan, bukan karena TLJ kembali bercerita kisah jadul tentang diskriminasi kulit hitam yang membuat ceritanya tidak semenarik The Broker hanya yah kurang seru aja. Tidak, The Broker tidak mencekam dan menegangkan karena justru lebih banyak kisah Backman belajar menjadi orang Italy. Mungkin ya mungkin gw cinta karena banyak cerita tentang Italy hehehe (Buat yang suka baca John Grisham pasti tahu di akhir penulisan ini gw bergaya sok John Grisham)