Wednesday, April 22, 2009

Trimakasih untuk persahabatanmu..

"lo pengertian dikit keq ma temen lo, qt masih capek"

"justru karena gw juga capek makanya rapatnya sekarang, habis itu tinggal tidur, beres kan"

"lo bilang gw egois, siapa yang sebenernya egois?? semua pengen istirahat dulu, habis makan baru kita rapat"
"gw mau rapatnya sekarang"
"gw mau tidur sekarang!"
dengan kemarahan yang meluap bercampur letih setelah seharian berkeliling kampung gw ninggalin ke-4 temen gw yang cuma diam didepan TV. Pintu kamar yang dari tadi diem aja (bahkan ka'nya dari gw dateng pintunya juga diem) justru menjadi pelampiasan kemarahan gw. Entah dah keberapa kalinya gw berantem ama Echa sang korlap desa tempat gw KKN dan semua berlangsung masih dalam hitungan hari, bahkan belum genap 1 minggu gw dah membanting pintu kepala desa tempat kami diinapkan. Kalo perang dah mulai dan masing-masing kubu bertahan di bentengnya masing-masing (baca kamar) maka giliran Siti, Indra, Agus dan Masykur membawa pesan damai. Baru sehari kenal, Echa langsung mencap gw sebagai cewe' yang sangat tidak perempuan, semua tingkah laku gw menurutnya tidak pada tempatnya bahkan kegemaran gw pada olahraga dianggap hanya ingin mencuri hati cowok. Gw yang tumbuh dilingkungan keluarga dimana seorang laki-laki tidak malu untuk menyapu, mencuci baju/piring atau memasak dan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada wanita-wanitanya untuk memperbaiki sambungan listrik ataupun menggemari olahraga, selalu dibuat emosi dengan penilaian bersifat gender.

Kerinduan akan sahabat kampus dan kost meluap tak terbendung, ini pertama kalinya gw terpisah jauh dengan temen kampus yang hampir 4 tahun selalu bareng melewatkan berbagai kegilaan, tanpa temen yang sehati ditempat terpencil dengan suasana panas membuat gw sedikit melow. Setelah makan malam gw lebih sering duduk diberanda rumah memandangi bintang yang ga' pernah gw tahu bentuk rasinya, mendadak terpukau dengan bunga liar disekitar saat melewati perkebunan tembakau, jagung dan teh. Untunglah saat itu belum ada group band banci ka' sekarang, Dewa dan Padi masih menyelamatkan gw dari kejenuhan.


"gw kangen.... lo kesini dunx, tengokin gw"
"desa lo tu jauh banget Ndah, jalannya masih berbatu pula. udah sabar ajah.. namanya juga temen baru ya banyak lah kesalahpahaman. lo kan biasanya cuek"
"gimana mo cuek kalo qt 1 rumah 1 meja makan. whoaaa... gw ga' betah, gw mau pulaaaaaangg"
"ya udah pulang aja, lo ngulang KKN lagi dan ketemu ma orang macem Echa lagi. mau?"
"bete! ga da sinyal HP ga da internet ga da majalah. nelfon lo aja musti turun gunung dulu"
"mau dikirimin apa?"
"cincin, gelang, kalung, berlian"
"emange gw raja minyak!!"
tidak sampe seminggu setelah telfon sebuah kiriman datang, rangkaian surat lucu, majalah F1 dan majalah Liga Italy bikin hati semringah. upss... apa tuh yang jatuh... cincin perak dengan taburan berlian (palsu) berbentuk pita, whuakakakkkk... ce' banget sih. thx friend.. i know u always there for me.  

****************************
"Nitip salam dunx buat Rini, koq lo ga' bilang-bilang punya temen manis ka' dia"

Sejak pertemuan kelompok KKN semua desa Echa jadi lebih manis ke gw, apalagi kalo bukan pengen mengorek info tentang Rini yang sejujurnya gw ndiri ga' tau. Infonya gw dapet secara berantai, walopun Rini dah punya co' tapi Echa ga' peduli, baginya Rini adalah wanita dambaan yang akan mengakhiri petualangan cintanya sebagai playboy. Secara Rini emang ce' manis, lembut dengan gaya bicara yang halus, benar-benar wanita dalam kamusnya echa. Atas permintaan Rini gw nurutin untuk tidak bercerita banyak tentangnya karena dia ga' mau hubungan dengan co'nya terganggu, tapi sepertinya tebar-tebar pesona dengan semua sikap manis, santun, gentle, perhatian dan romantisme Echa mulai menggoyahkan hati Rini. Sejak saat itu gw samasekali ga' peduli dengan kisah cinta segitiga itu... buat gw kesetiaan adalah yang utama, kalopun mo pindah ke lain hati maka akhiri dulu ikatan yang lama.

"apa maksud lo crita ke Rini soal kehidupan cinta gw"

"gw?? crita ke Rini?? ga' salah lo, ketemu aja gw jarang"
"terus darimana Rini bisa tahu kalo gw playboy kalo bukan dari elo"
"ya ampun cha, 2 orang yang sedesa ma Rini temen kampus lo kali. mereka yang lebih tahu tentang lo daripada gw."
"tapi cuma elo kan yang ga' suka Rini akhirnya deket ma gw. Ngaku aja lo! Lo suka kan ma gw"
"GR banget sih lo!! Apa slama ini semua ce' yang deket ma elo, lo pikir naksir, cinta, adore You!! Temen gw hampir semuanya laki Cha, gw deket, perhatian dan sayang ma mereka semua, apa itu lo pikir gw menebar pesona buat ngedapetin salah satu cinta mereka?? Lo ga' tau gw cha.. seujung kukupun lo ga' tau gw. Urus sendiri cinta lo!!"

Dada rasanya mau meledak menahan emosi, ingin menangis sekaligus berteriak sekeceng-kecengnya menyaingi auman raja hutan yang sedang berkelahi tapi semua tidak bisa terlampiaskan. Qt masih berjalan dijalan desa yang berbatu sambil berharap ada truck pickup yang bisa qt tumpangi untuk mencapai pangkalan angkot yang masih 2km lagi. Namun amarah ternyata memberikan tenaga yang luar biasa buat gw melangkahkan kaki lebih panjang dan lebih cepat, suatu hal yang tidak pernah terjadi selama hampir 3 minggu tinggal didesa Sojopuro.. gw berhasil mencapai pangkalan angkot dengan berjalan kaki. Kami saling membisu didalam angkot yang akan membawa kami ke kota Wonosobo, Echa akan membeli kebutuhan tim KKN kami di Wonosobo sedangkan gw akan kembali ke Purwokerto mencari dana tambahan untuk hadiah lomba. Namun yang ada dibenak gw bukan lagi kepada siapa gw ngajuin proposal yang ada ditangan tapi kepada siapa gw meluapkan kemarahan ini.

"Lo naik angkot itu untuk ke terminal, berani sendiri kan?"

Gw hanya mengangguk dan melangkahkan kaki menuju angkot di antrian paling depan. Ga' terlalu penting buat menjawab basa-basinya.
"Ndah.. tunggu!"
Dengan malas gw menahan kaki yang siap menaiki angkot dan berbalik menuju arah suara Echa, disana... dia berdiri dengan wajah yang sangat bersahabat dihiasi senyuman manis dan 2 ice cream conello dikedua tangannya. Tangannya terulur memberikan ice cream kesukaan gw
"Hati-hati ya, kasih kabar kalo udah nyampe"
Tidak ada permintaan maaf, tidak ada kata penyeselan.. tapi kami sama-sama tahu bahwa peperangan telah usai. Tidak peduli siapa yang benar siapa yang salah, tanpa peduli siapa yang menang siapa yang kalah pada saat itu kami tahu telah memiliki persahabatan yang jauh lebih indah dari sebelumnya.
"Thanx... entar gw emailin deh"

"Huuu gaya yang ntar malem dah bisa internetan"

**********************************

Mulai saat itu gw adalah adeknya, walopun sebenernya secara usia dia setahun lebih muda. Kami saling memahami dan menghargai karakter kami masih-masing, suatu hal yang mestinya sudah kami lakukan sejak awal bertemu. Suasana didalam rumah kepala desa menjadi jauh lebih damai, banyak becanda dan makin semangat nyelesein program. Hidung gw yang tidak menjulang (baca pesek) selalu jadi korbannya, hidung Echa yang gede juga ga' kalah jadi korban celaan sehingga dia dapet nickname "Petruk". Di akhir masa KKN ada keengganan untuk berpisah sehingga kami ber-6 memutuskan memperpanjang hingga seminggu lagi. Maen ke kebun teh, menyusuri kota Wonosobo mencari tempe kemul dan mengitari kawasan Dieng yang mempesona. Saat perpisahan Indra dan Echa menyanyikan lagu "Begitu Indah" dengan syair yang diubah khusus buat gw...terimakasih Tuhan.. kembali gw mendapatkan sahabat-sahabat yang begitu menyayangiku.

SELAMAT ULANG TAHUN CHA....
SEMOGA MAKIN SUKSES DALAM BERIBADAH DAN BEKERJA
SEMOGA KEBAHAGIAAN SELALU MENYELIMUTI KELUARGA KECIL YANG LO BINA BERSAMA RINI DAN MALAIKAT KECIL YANG LUCU ITU
WISH D' BEST 4 U'R WISHES
TERIMAKASIH ATAS PERSAHABATAN YANG SUDAH BEGITU INDAH

MAAFIN GW KALO AKHIR-AKHIR INI JARANG ANGKAT TELFON OR BALES SMS LO

Sebuah coretan sederhana pernah gw tulisin ditengah pertengkaran qt, persahabatan... indah sekali bukan akhir yang qt peroleh.


"The Woman In Me"

Katamu…..
Wanita adalah bulan 
Warnai keindahan malam dengan kelembutan sinarnya 
Lintasi kegelapan malam dengan pesona sabit hingga purnamanya 

Kamupun bertanya... Dimanakah kusimpan bulan dalan diriku 
Pintamu padaku.. Hadirkan bulan dalam diriku


Tahukah kamu…
AKU ADALAH BULAN 
Aku tak mampu bersinar
Dan aku tak peduli jika matahari tak berbagi sinarnya
Aku tak mampu merubah wujudku
Dan aku tak peduli jika bumi terus menghalangiku
Aku akan selalu ada di sepanjang hari
Walaupun matahari akan menghalangiku
Aku akan tetap bulat dan utuh
Walaupun bumi permainkan kehadiranku 

Aku akan tetap dan akan selalu menjadi bulan
Apapun yang akan kau lihat dalam dariku 
AND I’M HAPPY JUST TO BE ME 
I luv u all my dearest friends.... thx 4 u' friendship.

Kode/Simbol kemasan PLASTIK Seperti Apa Yang Aman??

Bingung ga' sih kalo mo beli tempat makanan/minum yang berbahan plastik? Pertanyaan yang muncul adalah... Berapa sih harganya?? GHYIIIAAA bukan itu. Masa sih anda-anda yang konon kabarnya terpelajar ga' tau tentang bahayya dari kemasan plastik? Ehhh... dah pada yang tau... berarti gw dunx yang dong-dong. Sekedar berbagi info untuk memilih kode keamanan seperti apa yang musti dipelototin saat beli kemasan plastik, hasil browsing sana-sini menemukan contekan yang gw ambil dari: http://apri.westborneo.org/blog/?p=600

=====================>>>>>>>>>>>>>>>


Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).

Secara umum tanda pengenal plastik tersebut:

  1. Berada atau terletak di bagian bawah
  2. Berbentuk segitiga
  3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
  4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga
Tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok. Serta 3 tambahan sehingga totalnya ada 10 buah. Tanda-tanda plastik tersebut adalah:

JENIS KE 1:

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. BOTOL JENIS PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.

JENIS KE 2:

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

JENIS KE 3:

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

JENIS KE 4:

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah

Kuat, Agak tembus cahaya, Fleksibel dan permukaan agak berlemak, Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, Kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

JENIS KE 5:
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.


JENIS KE 6:
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

JENIS KE 7:

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu :
1. SAN – styrene acrylonitrile,
2. ABS - acrylonitrile butadiene styrene,
3. PC - polycarbonate,
4. Nylon

Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Bagaimana jenis plastik dengan kode 7 serta tulisan PC? PC – atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.

Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.


Apakah yang Dapat Kita Peroleh dari Informasi SIMBOL PLASTIK Tersebut?

  1. Harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6, dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai!
  2. Akan aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS)

Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan contohnya kita sering membeli gorengan di pinggir jalan, suka minta sama penjualnya yang panas lalu setelah digoreng dimasukkan ke kantong kresek hitam. Ternyata zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Makanya mulai sekarang sebisa mungkin hindari membungkus makanan dengan tas kresek ya! Terutama makanan yang masih panas.

Demi panjang umur…. hehehe…. dan tips buat kita semua bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk putra-putrinya:

  1. Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
  2. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
  3. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
  4. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate),
  5. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
  6. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum (biasa digunakan untuk tempat air putih didalam kulkas). Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.

Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di mocrowave oven.

Cegah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. Cobalah untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.

Bahan Plastik yang Aman

Sebelum membeli makanan atau minuman, masyarakat seharusnya memilih kemasan plastik yang aman digunakan. Untuk mengetahui bahan plastik yang aman digunakan, lihatlah nomor-nomor yang tertera pada kemasan. Nomor itu biasanya berada di dalam segitiga tanda panah melingkar dibagian bawah kemasan. Setiap nomor menunjukkan bahan yang digunakan.
  • Nomor 1: Polyethylene terephtalate (PTE atau PETE), biasa digunakan mengemas air minum, minuman ringan berkarbonasi, jus buah-buahan, minyak goreng, saus, jeli, selai.
  • Nomor 2: High density polyethylene (HDPE), biasa digunakan untuk mengemas susu, yogurt, & botol galon air minum
  • Nomor 4: Low density polyethylene (LDPE), biasa digunakan sebagai plastik kemasan rapat (cling wrap), pengemas roti, makanan beku dan botol plastik yang dapat ditekan.
  • Nomor 5: Polypropylene (PP), biasa digunakan untuk mengemas sup, saus tomat dan margarin.

Diantara jenis plastik tersebut yang relatif paling aman dan telah mengalami uji dan evaluasi badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) adalah PET (nomor 1). Jadi, bila botol air minum kita bertanda nomor 1, berarti terbuat dari PET & plastik itu aman untuk kemasan makanan atau bersifat food grade.


Menurut Dosen Dept Ilmu & Tek Pangan IPB, Dr. Yadi Haryadi, Msc, sebenarnya penggunaan botol plastik, khususnya botol plastik PET, secara berulang-ulang tidak menjadi masalah. Syaratnya, setiap akan dipakai atau diisi ulang, botol-botol tersebut harus dicuci bersih memakai sabun dan dikeringkan dahulu.

Bahan Plastik Yang Tidak Aman…!!!

Berikut adalah jenis plastik yang penggunaannya tidak diperbolehkan untuk bahan pangan karena mengandung bhn berbahaya yg dpt berpindah ke makanan.
  • Nomor 3: Polyvinyl chloride (PVC atau disebut vinil). Plastik ini sering dibuat cling wrap. Sering juga dipakai untuk wadah kue kering atau cokelat. Ada juga botol plastik yang dapat ditekan (untuk pengeluaran bahan) terbuat dari PVC.
  • Nomor 6: Polystyrene (PS), sangat dikenal konsumen dlm bentuk kemasan stereofom seperti yang digunakan untuk mengemas buah & sayuran di toko-toko swalayan.
  • Nomor 7: Jenis plastik lainnya, terutama polycarbonate. Plastik ini mengandung bisphenol-A yang berbahaya dan dapat bermigrasi. Plastik ini tahan suhu tinggi. Ada yang menggunakan sebagai botol susu bayi dan alat-alat makan (sendok, garpu, pisau) plastik.

Hindari Panas & Minyak

Penggunaan plastik untuk membungkus makanan juga perlu diwaspadai.

  • Hindari memanaskan makanan dengan wadah atau bungkus yang terbuat dari plastik dalam microwave.
  • Hindari menggunakan tempat dari bahan plastik untuk menaruh makanan panas, apalagi berminyak, dalam microwave.
  • Hindari membungkus makanan dalam keadaan panas. 

Karena kurangnya pengetahuan, kita tidak dapat menyalahkan pedagang kecil. Yadi menyarankan, jika akan membeli makanan panas, berminyak, atau berkuah, sebaiknya membawa sendiri wadah yang aman dari rumah.

Kesimpulan :
Plastik sangat berbahaya jika terkena air / makanan yang panas.
Jangan masak atau ngambil nasi di magic jar memakai centong yang terbuat dari plastik.

Pakai peralatan plastik yang ada tanda food grade-nya

Mau lebih aman lagi... make daun pisang ajah 


Monday, April 20, 2009

Emansipasi Rasa Terasi

Diantara tulisan tentang Kartini hari ini gw suka banget dengan cara pandang Walentina Waluyanti di Kompas Komunitas (Koki). Walopun sebenernya gw lebih suka kalo judulnya Emansipasi Rasa Sego Pecel coz terasi termasuk dalam daftar makanan yang gw benci tapi citarasa tulisan mba' Walentina Waluyanti sangat sayang kalo dilewatkan (ijin copas-nya disini ya mba... aq ga' punya account Koki Thx 4 Sharing)

==================

Seorang wanita Indonesia yang bekerja sebagai pilot pernah ditanya seputar profesinya. Menurut pengalamannya, apa kesulitannya kalau wanita jadi pilot? Jawabnya, biasanya dia lebih suka para penumpang tidak tahu kalau pesawat itu dipiloti oleh seorang wanita. Kuatirnya kalau itu malah bikin cemas para penumpang. Reaksi penumpang bisa macam-macam. Hah….cilaka dua belas……!!!! Sudah jadi perempuan ….jadi pilot pula bah! Yang bener aja, perempuan kok nyetir pesawat, lha wong parkir mobil aja ndak bisa?


Joke semacam ini bukan cuma di Indonesia saja. Senada dengan itu, candaan semacam ini juga ada di Belanda. Di sebuah toko di Amsterdam mata saya tertumbuk pada tulisan yang terpampang di selembar poster: “Perempuan sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi tentang emansipasi kalau mereka disuruh parkir mobil”. Tentu bukan soal parkir mobil-nya yang mau digarisbawahi. Dan tentu saja soal emansipasi tidak bisa disederhanakan dengan ironi apakah wanita mahir atau tidak mahir memarkir mobil. 

Tapi terasa bahwa lelucon di atas seakan refleksi bagaimana pria melihat ketidakberdayaan wanita yang ingin memperjuangkan sesuatu yang kontradiktif dengan kodrat kewanitaannya. Tidak perduli apakah bagi pria barat, pria timur, anggapan bahwa wanita itu makhluk lemah, adalah anggapan universal…..di mana-mana ya sami mawon alias podo wae. Emansipasi dan gerakan feminisme ini memang punya dua sisi. Di satu pihak intinya perjuangan wanita untuk memperoleh kesetaraan hak dengan pria. Di lain pihak, topik emansipasi ini sering menjadi bahan olok-olok sebagian pria. 

Saya terhenyak ketika seorang pria Belanda mengatakan (bukan bertanya) dengan sok tahu bahwa di Indonesia belum ada emansipasi. Bagaimanapun dangkalnya, alasan bahwa pria asing mencari wanita Indonesia karena kecantikannya yang eksotis, masih lebih baik daripada alasan yang bikin hati saya pedih........yaitu mereka mencari wanita Indonesia, karena mengira wanita Indonesia belum mengenal apa itu emansipasi. Sebagai wanita Indonesia, rasanya sedih melihat bagaimana wanita dan nilai emansipasi diukur dengan begitu dangkal. 

Bukan sekali dua kali, di Belanda sini saya sering ditanya apakah wanita Indonesia tahu apa itu emansipasi? Ah, saya geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan itu. Begitu primitifkah negeriku di mata mereka?  

Mereka tidak tahu, sementara di dunia barat sampai sekarang para wanita masih berkoar-koar dengan gerakan feminisme, jauh sebelumnya sejak abad 19 emansipasi di Indonesia sudah diperjuangkan oleh seorang wanita lemah lembut, manis dan kecil mungil. Semua itu dperjuangkannya dalam diam dengan penuh kelembutan, namun menyimpan kekuatan tersembunyi disertai kedalaman berpikir. 

Mereka masih ribut dengan issue soal layak tidaknya seorang wanita jadi pemimpin negara, sementara Indonesia sudah pernah dipimpin oleh perempuan. Dan jauh sebelum itu kita juga mengenal Tjoet Nyak Dien wanita perkasa yang memimpin langsung sebuah pertempuran di Aceh di tengah para lelaki. 

Ada anggapan umum bahwa emansipasi di Indonesia belum semaju emansipasi di barat. Betulkah begitu? Saya melihatnya dari sudut lain. Ini bukan soal maju atau belum maju. Menurut saya emansipasi di Indonesia memang lain “rasanya”. Tetapi tidak relevan kalau dikatakan emansipasi di Indonesia tidak semaju di negara barat. Keduanya tidak bisa dibandingkan begitu saja secara “tumpek blek”. Emansipasi bagi wanita Indonesia memang “lain”, itu betul. Emansipasi wanita Indonesia yang dibesarkan dengan nasi, lalapan dan sambel terasi tetap lain dengan emansipasi wanita barat yang dibesarkan dengan roti, keju dan kentang. 

Sejak kecil, tumbuh dan mulai mengerti apa itu emansipasi, di benak wanita Indonesia ada visualisasi khusus yang melekat kalau berbicara tentang emansipasi. Ekspresi Kartini yang lembut, gelungan sanggul sederhana, senyum yang sejuk, raut yang menguatkan sosok keibuan, tatapan mata yang teduh, penuh kasih sekaligus cerdas. Itu belum ditambah cara bertutur RA Kartini dalam surat-suratnya yang puitis, indah namun penuh kedalaman, bisa keras tapi tetap santun, serta mampu menunjukkan harga dirinya sebagai wanita dari bangsa yang terjajah.

Hebatnya lagi surat-surat yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku “Door Duisternis Tot Licht” (Habis Gelap Terbitlah Terang), ditulis Kartini dalam bahasa Belanda yang fasih, walaupun tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Wanita lembut yang cerdas, santun, punya harga diri dan berkemauan keras ini, tak bisa dielakkan adalah visualisasi yang mengilhami dan membayang-bayangi emansipasi wanita di Indonesia. 

Semua visualisasi ini bagaikan mengindoktrinasi wanita Indonesia sejak kanak-kanak sampai mengerti dan tahu apa itu emansipasi. Ini seolah menjadi bayang-bayang sekaligus mengimbangi segala macam doktrin modern tentang emansipasi. Visualisasi ini ditambah tradisi, budaya dan adat istiadat kemudian menciptakan ramuan emansipasi ala wanita Indonesia. Sehingga ramuan emansipasi ala wanita Indonesia adalah ramuan antara kelembutan dan kekuatan yang tersembunyi, emansipasi khas Indonesia yang tidak bisa disamakan dengan emansipasi ala barat. 

Bagaimanapun modern dan tingginya karir wanita Indonesia, tapi secara sadar mereka melakoni emansipasi dengan gaya khas Indonesia. Tahu apa itu emansipasi tapi juga menerima (baca: bukan “nrimo”) kodratnya sebagai wanita. Emansipasi khas Indonesia tadi membuat mereka punya rambu-rambu dan alarm yang tidak sampai membuat mereka memahami emansipasi secara kebablasan, seperti yang banyak saya lihat di Belanda sini. 

Secara kasat mata emansipasi di Belanda berjalan begitu radikal. Sebegitu radikalnya sampai kadang kebablasan. Wanita ingin melakukan apa saja yang mereka mau dengan sebebas-bebasnya. Kebebasan itu hampir tanpa takaran seakan ingin melawan hakekat kodrati wanita. Begitu kebablasannya, sehingga esensi emansipasi yang mestinya menghormati hak yang sama antara pria dan wanita, sering terkesan “tidak menghormati hak sesama manusia”. Semaju-majunya emansipasi, namun di mana-mana baik di negara maju maupun di negara dunia ketiga, masalah hak wanita selalu saja punya sisi yang belum tertangani.

Misalnya di Belanda masih diributkan tentang penghasilan wanita yang lebih rendah daripada pria untuk posisi yang sama. Para wanita Belanda juga masih memprotes soal promosi karir yang lebih memprioritaskan karyawan pria daripada karyawan wanita yang hamil atau wanita yang punya anak kecil. Juga masalah “allochtonen vrouwen” (wanita keturunan asing) yang dianggap sering kurang diperhitungkan di dunia lapangan kerja.

Dan masih sederet masalah lain, yang membuat geram Saskia Wierenga, ketua salah satu organisasi gerakan wanita, dan akhirnya teriak, “Belanda harus punya kementerian urusan emansipasi!”. Lho, kok baru sekarang teriaknya Tante? Weleh....weleh...weleh... kementerian urusan wanita di Indonesia sudah berapa kali ganti menteri, sementara Belanda yang semaju itu baru mau teriak-teriak soal kementerian emansipasi? Itu yang bikin saya mesem-mesem kalau ditanya orang Belanda, “apakah wanita Indonesia mengenal emansipasi?”

Biarpun begitu, harus diakui Indonesia sama repotnya. Berapa banyak wanita Indonesia yang haknya masih terampas, tertindas dan terpinggirkan? Emansipasi yang sebetulnya sudah hadir di Indonesia, mestinya hasilnya bisa dicicipi secara merata. Namun seperti juga di negara maju, problem yang berkaitan dengan hak-hak wanita di Indonesia, masih tetap jadi pekerjaan rumah yang rumit. 

Para wanita yang punya “posisi kunci” di atas sana diharapkan punya kepedulian lebih terhadap nasib sesama wanita. Tolong ribut-ribut soal “bikini ratu kecantikan” disingkirkan dulu. Kaum Mak Pariyem, mBok Tukiyem, serta “kaum Marsinah” dari Sabang sampai Merauke ...yang kemarin masih terseok-seok, hari ini terseok-seok....dan kalau besok masih juga terseok-seok, yang melihat saja pegal, apalagi yang melakoni. Tolong madu emansipasi itu dioptimalkan sistem distribusinya. 

Kalau seorang Raden Ajeng Kartini yang kecil mungil dan lemah lembut, dengan keadaan yang serba terbatas saja bisa mendobrak keangkuhan kebijakan politik kolonialisme..... mestinya para wanita Indonesia di atas sana bisa berbuat sesuatu yang lebih baik dari itu. Semoga!

Sunday, April 19, 2009

Rafting di Pekalen




"Apa kalian bisa renang?"
"TIDAAAKKKK"
"bisa...."
"Bagi yang tidak bisa berenang, kalian tetap bisa ikut rafting karena rafting tidak membutuhkan keahlian berenang"

Yupp benar sekali kata mas instruktur, yang dibutuhkan untuk rafting cuma nyali dan pita suara yang cukup kuat untuk berteriak melampiaskan gundah gulana, kekesalan atau sekedar menyalurkan hasrat jadi rocker. Maka berangkatlah qt menuju titik pemberangkatan dengan diangkut pickup dan berjalan kaki kurang lebih 500 meter menuju celah sempit berdinding bebatuan yang menjulang tinggi dengan hiasan tanaman yang menjuntai. Dikomandani Mr. Usman, didepan Nana Ndut dan Samak ceking baris kedua ada melani dan nining sementara gw n novi menempati baris terakhir kami menamai tim kecil ini "Jersey!". Mengarungi 2 jeram ganas bernama "lumba-lumba" dan "godblesh" Nana sukses jatuh 2 or 3 kali. Diakhir rafting qt dapet sertifikat dari Arus Liar, hm... buat bpk ibu PNS silahkan sertifikatnya dilaminating siapa tau bisa dipake buat kenaikan pangkat qeqeqeqqq....

Rafting lagi?? Siapa takut!! (angkat dagu sambil dikit mlengos)
**huhhuhuuuuu sombong'na, padahal baru nyobain rafting kelas II=novice :D

Panduan Wisata Bromo, Pekalen & Sempu: http://ndahsaja.com/?p=197