Tuesday, January 27, 2009

Melongok Wisata Lampung




Liburan ke Lampung mungkin bukan prioritas utama para pecinta jalan-jalan, bukankah Lampung masih hutan belantara dengan kawanan gajah yang siap nginjek pengganggu ketentramannya? Berbekal niat baik silaturahmi seorang adek ke abangnya, gw ndaftar turut serta dalam perjalanan nusy ke Lampung. Sabtu, tanggal 24 Januari 2009 jam 8.05 qt berangkat ke Lampung dengan pesawat Sriwijaya Air, seharusnya qt bisa dapet harga Rp. 234.00 kalo saja sesuai booking awal untuk berangkat Jum’at malem, tapi berhubung ga’ da yang jemput qt undur dan mendapat harga Rp. 274.000. Kalo dibandingin dengan biaya travel sekitar 200 rebu ataupun Damri gw pikir naik pesawat ke Lampung jauh efisien baik dari sisi waktu maupun tenaga (dan kesehatan akibat mabok laut!). Ternyata Lampung kota yang sangat luas untuk dijelajahi, banyak waktu terbuang diperjalanan menuju satu lokasi ke lokasi lainnya, selama 3 hari di Lampung qt sewa mobil. Sedangkan untuk penginapan nebeng dirumah abangnya nusy, so biaya penginapan jelas dihapuskan hehehe… (uppss jangan-jangan abis posting gw ditagih ya..)

Panduan Wisata Lampung: http://ndahsaja.com/?p=249

Sabtu, 24 Januari 2009: Wisata Pantai
Jam 09.00 bertolak dari Bandara Raden Inten menuju Pantai Pasir Putih, perjalanan menempuh waktu 1.5 jam. Sebagai catatan daerah wisata pantai disini ga’ seperti umumnya pantai yang banyak warung dan ga’ ketinggalan makanan lautnya, jadi lebih baik makan dulu kalo perlu bawa bekel juga takutnya kelaperan lagi. Sepi banget pantainya, coba kalo dateng lebih pagi pasti bakal lebih menikmati suasananya. Ga’ mau berlama-lama dibawah terik matahari qt menyewa kapal untuk nyebrang ke Pulau Condong, kalo lagi ramai biaya penyeberangan tiap orang dihargai 20-25 ribu, berhubung qt cuma ber-3 (plus pak sopir) qt kena harga Rp. 100.000 (ini udah nawar!) Pertama kali buat gw yang ga’ bisa renang ini menaiki perahu kecil dengan ombak yang makin ke tengah makin gedhe dan bikin perahu berayun-ayun keras…. Whoaaa Pelampung, Asuransi? Semua ga’ada!! Setengah jam kemudian qt menceburkan kaki ke pesisir pulau Condong. WAOWWW keren bo’… airnya jernih, view-nya cantik, namun kecantikan sesungguhnya ada dibalik karang bolong. Kalo saat itu qt lagi ga’ ngejar pantai mutun bisa dipastiin gw dah terlelap dibatuan yang pas banget buat berjemur. Untuk melihat pemandangan bawah laut, pak sopir perahu memberikan kaca untuk melihat biota laut, sayang… perahunya keburu kebawa ombak.

Jam 12.30 melanjutkan perjalanan ke Pantai Mutun, kurang lebih 1 jam qt disambut pantai yang ramai oleh pengunjung, padahal pemandangan di pantai pasir putih lebih indah dan aksesnya lebih mudah dijangkau daripada pantai mutun tapi ga’ tau peminatnya disini koq banyak banget ya? Setelah sholat dan makan ikan bakar yang samasekali ga’ enak (juga ganti kain pantai wuakakakk… bukannya mo gaya, tapi jeans gw buasah sah sah) qt nyebrang ke pulau tangkil. Biayanya sangat murah Rp. 5000, itu udah termasuk keliling pulau tangkil, diturunin di darmaga pulau tangkil dan dijemput lagi, gilee bener!! Murah amat Pak!! Keadaan pulau tangkil seperti umumnya pulau yang dimiliki warga indonesia tidak ada pemeliharaan berarti, padahal pulau kecil ini cukup indah dan ada sudut pulau yang eksotis (ga' sempet moto, tunggu nusi aja deh), ngelilingin pulau ini layaknya anak pramuka ka'nya bakal seru deh! (next trip?)

Tanpa diduga pak sopir ngebawa qt menuju pantai Kelapa Rapet (Klara), katanya sunset disana bagus. Mampir sejenak di darmaga kecilnya korps TNI AL kalo ga' salah namanya pantai Maitem qt tiba di pantai Klara tepat menjelang sunset.

25 Januari 2009: Melintas Batas
Perjalanan hari ke-2 adalah perjalanan yang menggerus pantat, gw yang duduk dijok paling belakang berkali-kali beradu kuat dengan jok karena pak sopir membawa avansa dengan kecepatan 80-100km/jam menghajar setiap lubang dan kubangan gajah dengan sangat biadab. Way Kambas adalah tujuan qt (rombongan dah bertambah) pagi itu, butuh 2 jam untuk mencapai loket Taman Nasional Way Kambas dan itu masih ditambah 9km lagi menuju rumahnya gajah. Walopun jauh dari pusat kota namun tempat ini juga ramai, setelah makan siang qt masuk ke area yang lebih dalam berharap bisa bertemu kawanan gajah. Dari padang yang luass buanget hanya ditemui beberapa gajah, ga' tau mereka lagi pada berlibur juga ato emang sedikit.

Perjalanan nekad berikutnya adalah menuju Siger, sebuah tempat srategis untuk melihat pelabuhan Bakauheni melalui jalus lintas timur. Gw?? ya masih tetep ka' karung beras di jok belakang:( Pemandangannya lumayan indah, ternyata Lampung memang kota pendatang buktinya disini gw bisa menemukan kampung Bali. Sekitar jam 17.30 qt udah nangkring di puncak Siger, konon katanya Siger akan digunakan sebagai restoran namun berhubung lum juga dipakai maka dimanfaatin penjaganya untuk memungut uang parkir bagi siapa aja yang mo menikmati hamparan kepulauan lengkap dengan feri yang hilir mudik dan perbukitan yang mirip suasana puncak. Satu jam kemudian qt dah masuk mobil lagi menuju ke Tanjung Gading tempat qt nanti akan tepar, kali ini melewati jalur Bakauheni - Bandar Lampung. Bandar Lampung - Way Kambas - Siger - Bandar Lampung... MANTHABH!!!

Hari ke-3 adalah hari keluarga, gw mengunjungi sodara, nusy juga hang out ma keluarga abangnya. Muterin kota lampung dikit lanjut kepencarian Kripik Pisang Bu Suseno (rasanya biasa aja koq laris banget ya...)

Jam 16.50 qt dah duduk menikmati snack dari mb' Sri, gw bolak balik ngelongok ke Jendela mencari-cari Gerhana Matahari Cincin... jangankan cincin, gelang, kalung semuanya ga' ada, Hikss... katanya di Lampung bakal dapet view yang bagus... GOMBALLLL!!!

Overall menurut gw kota Lampung sangat layak untuk dikunjungi, terutama wisata pantainya. Ada wisata air terjun di Liwa tapi jauh banget, 6 jam perjalanan dari Bandar Lampung, PHIEEUWHH!! Karena Lampung memiliki banyak tanjung ga' heran kalo pantainya indah-indah, pulau kecilnya sangat banyak dan wajib harus berani nyebrangin pantainya untuk menikmati eksotisme pulau yang imut itu. Hal yang cukup mengganggu adalah MASALAH KEBERSIHAN di tempat wisata, kesadaran masyarakat dan peranan petugas sama-sama minim. Nyari makanan khas lampung juga susah, makanan yang ada rasanya juga ga' enak, dari beberapa warung yang qt datengin cuma RM GAMBRENG yang rasanya pas dilidah. RM GAMBRENG juga unik karena untuk dapat dilayani qt harus gambreng dulu, milih menu juga gambreng... SERIOS LOH?? Ya kagaaaak lahh... cuma namanya lucu banget, mungkin karena emping yang dijual segedhe gambreng (kali ini serius!)

Itu ajah cerita liburan gw, foto-foto yang lebih bagus tungguin aja tayangannya jeng nusi (ka'nya sih masih lama hehehehe...) Ada yang berminat menjadikan Lampung tujuan traveling?

Tambahan Info:
Restribusi pantai pasir putih, mutun & klara: Rp. 10.000
Restribusi pulau condong: Rp. 2.500
Restribusi way kambas: Rp. 5.000
DI Siger cuma bayar parkir mobil: Rp. 5.000