Thursday, September 3, 2009

Jon Secada Rilis Album Jazz (koq.. pindah genre??)

Sekian lama ngilang dari belantara musik latin, Jon Secada kembali dengan album baru yang bikin gw kaget... JAZZ!! Gw mengenalnya saat qt berdua ngejar layangan (sok akrab dikit lah)... Termehek-mehek waktu ndengerin
Did I come home too late, too son
You in his arms told me the truth.. Too late, too soon.
I wish I would have known, I wouldn't have left you all alone
Temptation led you wrong
Tell me how long has this been going on
Cause I thought our love was strong.. I guess I must be dreaming
Gak tau lagu itu?? hmm... pasti dulu TV-nya cuma nyangkut TVRI duanx

Tapi Jon bakal tampil dengan genre yang berbeda dengan aliran latin yang selama ini dah membesarkan namanya, pertanyaannya... koq bisa? Okelah Denada juga pindah genre dari Rap ke dangdut tapi pindah ke Jazz?? (halluuu... bikin perbandingannya koq ya jomplang pisan Ndah). Usut punya usut ternya Jon Secada udah meraih gelar Master dibidang Jazz Vocal Performance dari Universitas Miami. BLeehhh.... serius pisan... ternyata beliau pindah genre bukan karena gak laku dan nyari celah di genre yang berdasarkan penerawangan bakal booming, salut saluuutttt.....

Seperti apa album jazz-nya? Qt tunggu aja kehadirannya sambil menikmati ketupat lebaran. Nih berita lengkapnya yang gw ambil dari warta jazz.

************************************************************************************************************

Pada tanggal 22 September 2009, pemenang Grammy Jon Secada akan kembali ke asalnya, (bukan ke musik latin melainkan ke Jazz roots) dengan merilis  Expressions: The Jazz Album (The Orchard), yang akan diikuti performance selama satu minggu di Feinstein Loews Regency di New York, dan penampilan spesial di tv PBS bersama Jim Brickman (Beautiful World) ditambah penampilan dimusim ke empat pada Latin American Idol.

Jon Secada dikenal sebagai superstar yang telah menjual lebih dari 20 juta album diseluruh dunia, menulis dan memproduksi sejumlah hits bersama Gloria Estefan, Ricky Martin dan Jennifer Lopez. Namun apa yang mungkin tak banyak orang ketahui selama ini adalah, bahwa Jon meraih gelar Master dibidang Jazz Vocal Performance dari Universitas Miami dan mendapat banyak inspirasi untuk album ini dari sejumlah vokalis jazz kenamaan seperti Tony Bennett, Frank Sinatra, Johnny Hartman dan Joe Williams.

Expressions: The Jazz Album berisikan beberapa koleksi lagu baru, sejumlah lagu lawas miliknya termasuk nomor hits semacam “Angel” dan “Just Another Day”, lagu klasik  “Chances Are” dan “What A Wonderful World,” juga termuat. Lagu baru “Find Me In Your Dreams,” yang merupakan dedikasi untuk sang buah hati juga diikutsertakan dialbum ini. Ia dibackup oleh sejumlah musisi seperti Mike Levine (piano), Alex Berti (bass) dan Lee Levin (drums), selain itu hadir sebagai tamu, Dave Koz (tenor saxophone), Ed Calle (tenor and soprano saxophone) dan Jason Carder (trumpet).

Grammy pertamanya diraih lewat album Otro Dia Mas Sin Verte tahun 1992 dan meraih Latin Pop Album. Sedang Amor – album ketiga yang dirilis 1995 meraih Grammy Award untuk Best Latin Pop Performance – penghargaan keduanya. Jon bukan orang yang gaptek. Namanya diikuti lebih dari 250,000 di Twitter. Informasi lebih lanjut tentang Jon dan seputar album barunya silakan kunjungi www.jonsecada.com.

Sunday, August 30, 2009

Sentilan di Awal Ramadhan... Jangan Lupakan "Mereka Yang Berhak"

Siapapun pasti tidak merasa nyaman naik angkutan kelas ekonomi di negara IndonesaH tercintaH, kotor; reot; sarat penumpang, penjual, pencopet, peminta-minta; ugal-ugalan n suka mogok. Tapi itulah angkutan yang tersedia, seperti juga Kereta Rel Listrik (KRL) yang selalu siap mengantar gw ke tempat favorit... depok - mangga 2! Sebenernya ada juga yang express yang tentu aja lebih bersih, adem, ga' bejubel n penjualnya cuma di stasiun tertentu ajah, tapi kalo ga' salah sehari cuma 2 kali yang mampir di stasiun depok baru. Untunglah setengah tahun belakangan ini sudah tersedia KRL AC-Ekonomi yang sangat membantu kenyamanan perjalanan dengan kereta. Diatas roda besi semua kebutuhan hidup bisa ditemuin, mulai peralatan dapur, menjahit, tas, buku, aneka makanan & minuman. Sepanjang perjalanan juga banyak hiburan dari karaoke dengan suara tape yang menyiksa, band-band lokal dengan peralatan lengkap bahkan ada yang baca puisi.

Bagi yang mau membagi rejekinya deretan peminta-minta dengan berbagai bentuk hilir mudik menengadahkan tangannya siap menerima kelebihan recehan qt. Beragam taktik dan strategi yang dibuat peminta-minta dalam menggugah kedermawanan penumpang KRL, ada yang ngesot-ngesot, ada yang bawa bayi, ada yang cacat, ada yang bacain puisi, ada yang jadi tukang sapu ahh banyak deh macemnya.  Gw bukan termasuk orang yang rajin membagi recehan pada peminta-minta atopun penghibur perjalanan, karena yang ada gw ngerasa sia-sia aja ngasih, toh banyak dari mereka yang pura-pura aja (sebenernya sih karena pelit hehehee).

Berkali-kali gw ngebuang uang sia-sia, pernah ada pemuda yang keliatannya alim dan dia tampil membawakan puisi religi ee... ternyata abis itu dia duduk dengan mata yang tidak lepas dari paha ce' yang lagi duduk menyilangkan kaki dengan hanya mengenakan celana pendek & tangtop, anak kecil penyapu lantai yang memanfaatkan uangnya buat beli rokok, ibu-ibu yang ternyata membawa anak tetangganya, pemuda tanggung yang mbacain do'a tapi ternyata dia ga' puasa dan dengan acuhnya minum setelah dapet uang .... ahh pokoknya banyak deh. Pembangunan masjid dan pondok pesantren juga banyak mencari dana di angkutan umum, douhh kenapa sih muslim semiskin ini padahal di kampungku qt sanggup mbangun masjid atas biaya sendiri.


Pengalaman yang menyentuh terjadi 2 Ramadhan yang lalu. Sabtu pagi dalam perjalanan ke depok dengan KRL ekonomi gw kembali menjumpai "ciri khas" kelas ekonomi, salah satunya kehadiran seorang ibu berjilbab mengedarkan amplop permintaan sumbangan untuk pembangunan masjid dan gw mengembalikannya dalam keadaan kosong tanpa minat ngliat lokasi pembangunannya. Sore harinya gw kembali bertemu dengan ibu yang sama dengan senyuman yang sama, tidak terlihat kelelahan diwajahnya padahal sudah hampir setengah hari dia mondar-mandir di kreta yang panas dan engap. Gw nyelipin uang "seribu perak" di amplopnya, ketika amplop di ambil dia memintaku menuliskan nama, "tidak usah bu" jawabku.

Biasanya setelah mengucapkan terimakasih dan do'a seadanya mereka akan berlalu, tapi sang ibu tidak seperti orang-orang yang dah gw temuin. Dia mengucapkan terimakasih dengan sungguh-sungguh, menatap gw yang masih tersenyum dan kemudian mengucapkan do'a keselamatan-kesehatan-kemudahan rejeki yang panjang. Untuk pertama kalinya gw kelimpungan di do'ain orang yang tidak dikenal, gw serasa mendengar ibuku yang sedang mendo'akan gw setiap kali menutup pembicaraan dalam telfon. Gw malu... ga' sepantasnya gw dido'ain sekhusyuk itu, gw cuman ngasih seribu, satu nilai kepingan rupiah yang kalopun jatuh ga' bakal ngerasa kehilangan. Gw cuman tertunduk dan mengucapkan amin untuk do'anya.

Ah Tuhan... indah sekali Kau nyentil hambamu di awal puasa kemarin, insyaallah gw ga' pernah lupa 2,5% hak fakir miskin, tapi banyaknya kebohongan yang ditemui membuat gw n beberapa temen-temen gw berburuk sangka kepada peminta-minta sehingga merugikan orang yang benar-benar membutuhkan. Hmm.. seandainya amanat UUD "fakir miskin dan anak terlantar di pelihara negara" dijalankan pemerintah, seandainya Badan Amal Zakat Infaq dan Sadaqah bisa menyentuh mereka, mungkin tidak ada lagi peminta-minta dijalanan, mungkin tidak ada keraguan lagi menyalurkan harta yang bukan hak qt lewat lembaga-lembaga yang ada, mungkin MUI ga' repot-repot ngeluarin Fatwa Haram Mengemis... mungkin gw tidak akan tertunduk malu lagi... mungkin ya mungkin saja... gw cuma mencari-cari alasan.

Dalam setiap rezeki qt ada hak yatim piatu dan fakir miskin, jangan lupa untuk menyisihkannya sebelum habis dibelanjakan di mall