Thursday, October 1, 2009

Transformasi Budaya Silaturhami? Why Not!


keluarga ibu trdiri dari 4 co', 4 ce'. tinggal punya 1 pkdhe dan 1 om, 2 pkdhe sudah meninggal.

Seperti tahun-tahun sebelumnya (http://ndahdien.multiply.com/photos/album/7/Tradisi_Lebaran) lebaran tahun inipun dipenuhi dengan acara silaturahmi. 4-5 Tahun yang lalu acara silaturahmi direpotkan dengan jadwal keliling rumah saudara, tetangga dan temen yang selain memakan waktu juga tenaga. Bangun musti pagi-pagi banget (dan gak boleh tidur lagi tentunya) karena musti nyiapin masakan buat tamu-tamu yang dah dipastikan mau gak mau digiring ke ruang makan.

Beberapa tahun yang lalu semuanya berubah. Perubahan itu berawal dari diaktifkannya arisan keluarga besar mbah (dari ibu) yang jadi ajang efektif pertemuan saudara tiap bulan. Berhubung waktu itu mbah putri (alm) tinggal dirumah gw (lebih tepatnya rumah babe) jadi silaturahmi keluarga pertama digelar dirumah babe. Dinilai lebih efektif mengumpulkan semua sodara maka silaturahmi itu menjadi agenda resmi idul fitri pada H+3 (Idul fitri versi pemerintah).

Kesuksesan silaturahmi ini sepertinya dilirik pengurus mushola di RT-ku. Kalau biasanya silaturahmi hanya dilakukan di masjid RW dan mushola RT hanya mengadakan "tradisi ambengan" sebuah tradisi kuno dimana bapak-bapak akan membawa nasi komplet yang dibawa pakai nampan berkumpul di mushola bermaafan dan bertukeran nasi ambeng setelah itu pulang, maka dilakukan perubahan dengan mengundang seluruh anggota keluarga untuk berkumpul di mushola dan bermaaf-maafan. Perubahan ini tidak lepas dari makin sepinya anak-anak dan remaja yang berkeliling dari rumah ke rumah. Acara ini sukses mengumpulkan semua warga RT 03 dan mempererat kembali tali silaturahmi.

Acara silaturahmi seperti ini memang efektif tapi beberapa orang juga mengeluhkan karena makin sedikit tetangga dan sodara yang saling mengunjungi. Tetapi tanpa acara seperti ini sepertinya akan sangat sulit menggairahkan kembali semangat bersilaturahmi dengan saling mengunjungi tetangga dan sodara. Enyak babe alhamdulillah sejak dulu selalu menyeret anak-anaknya walaupun hanya bermodal sepeda onthel untuk selalu mengunjungi keluarga dari adik-adiknya mbah dan temen akrab enyak babe, dan sampe sekarang semang itu masih tetap ada. So gak heran kalau ada acara ngumpul ma temen gw selalu semangat meski jauh dan melelahkan. Semoga semangat itu masih tetap akan ada, bukankah Tuhan akan memperpanjang umur umatnya yang suka bersilaturahmi? ^^

12 comments:

  1. ndaah -like this-......di sana lagi ujan juga nggak....? Soalnya di sini ujan. Gak habis kesamber bledek tooo?

    ReplyDelete
  2. Koq yang edisi silaturrahim ke rumah camer lum diupload ndah? ;P

    ReplyDelete
  3. asyik banget neh..nasi kuning ya ndah?

    ReplyDelete
  4. rumahmu dipinggir jalan daendels ndah.. jalan langgananku neh..mampir yak kapan2..

    ReplyDelete
  5. sumpeh.. masa' abis lebaran bohong lg
    gak da yg gantian megang kamera... hiks

    ReplyDelete
  6. lum sempet ri
    lum sempet ketemu camer
    lum sempet nemu camer lebih tepatnya!!!
    whoaaaaaaaaaaaaaaa.................

    ReplyDelete
  7. iya bu, ada yg nasi kuning... ada yg nasi biasa
    uenak lah pokoknya :D

    ReplyDelete
  8. ditunggu ya bu...
    pokoknya siap sedia gulai menthok deh^^

    ReplyDelete