Rating: | ★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Romance |
Author: | Jason F. Wright |
Saat novel dibuka gw menemukan sepucuk surat dihalaman terakhir dan airmatapun sudah menetes… Gw teringat akan kesetiaan dan cinta Noah (The Notebook), Carter (A Walk To Remember), Oliver (A Love Story), Matthew (Only Love) ato seorang Ketua (Memoar Geisha) ….ahhh benarkan ada co’ setia seperti tokoh suami dalam novel ini? Mungkin ada baiknya kalo yang lum baca novel ini lewatkan aja dulu suratnya dan bacalah dari halaman pertama.
Cerita diawali dengan kisah sepasang suami istri pemilik sebuah penginapan di kota kecil, di usia mereka yang sudah senja Jack, sang suami mengidap kanker otak yang sudah tidak dapat disembuhkan. Waktu yang sekarang dinikmati bersama istri tercintanya Laurel adalah sebuah bonus karena dokter telah memvonisnya meninggal sejak 3 bulan sebelumnya. Laurel wanita tangguh dan selalu terlihat sehat, namun tanpa disangka malam itu ia terkena serangan stroke, Jack yang berusaha membantunya tidak sanggup berdiri atau berteriak lebih kencang minta pertolongan sehingga nyawa Laurel tak tertolong lagi. Hilang sudah kekasih dan nyawa hidup Jack yang sesungguhnya, dalam kesedihannya ia menulis surat kemudian ia berbaring memeluk istrinya dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Kematian Jack dan Laurel membawa kembali anak-anaknya (Matthew, Malcolm dan Samantha) untuk berkumpul dirumah, tidak ada kesedihan yang menyayat layaknya perasaan yang biasanya dimiliki anak yang kehilangan orangtuanya. Mungkin inilah gambaran nyata kehidupan Amerika yang telah kehilangan jiwa. Permasalah yang dulu ditinggalkan Malcolm coba diendapkan dulu oleh Samantha dan Matthew bekerjasama dengan jaksa wilayah yang akan menikahi Rain (mantan pacar Malcolm). A&P yang membantu merapikan barang peninggalan Jack dan Laurel menemukan kardus yang berisi surat-surat Jack untuk Laurel, surat tersebut dikirimkan tiap hari rabu sesuai janji Jack diawal pernikahan mereka. Surat-surat tersebut membuka kisah cinta romantic kedua orangtua mereka, mengungkap sisi kekonyolan Jack (I Luv this guy, dia menunjukkan cintanya dengan cara yang kocak tapi indah), surat-surat Jack membuka mata ketiga anaknya akan perhatian orangtuanya pada perkembangan hidup anak-anaknya yang seringkali dianggap sebagai orang tua yang menjengkelkan, dan yang paling mengejutkan surat tersebut membuka rahasia keberadaan Malcolm dikeluarga tersebut. Kenyataan yang sangat memukul Malcolm karena selama hidupnya ia begitu membenci ayahnya dan sangat memuja ibunya.
Rahasia yang baru sedikit terbuka sangat melukai hati Malcolm, kehadiran Allyson adiknya Laurel membantu mereka menguak kehidupan orangtua mereka. Penjelasan Allyson bukan hanya meremukkan hati Malcolm tapi juga Samantha dan Matthew. Malcolm yang emosional berulangkali membuat masalah dan disaat yang sama mereka harus berkabung atas kematian orangtua dan berduka atas luka yang tidak pernah dibagi orangtua pada anak-anaknya. Satu per satu benang kusut itu terurai dan saat pemakaman hampir semua permasalahan tersebut diselesaikan bahkan dengan berita bahagia kehadiran Monica istri Matthew yang telah berhasil mendapatkan anak adopsi. Kejutan terjadi setelah pemakaman, kejutan ini membuat Malcolm kembali mendapatkan cintanya. Kebahagiaan Malcolm tidak berhenti sampai disitu karena rahasia sesungguhnya terbuka ketika pengacara, pendeta dan seluruh keluarga berkumpul membacakan surat terakhir yang ditulis Jack.
Jason Wright menurut gw kurang bagus bercerita di bagian awal, bahkan hampir meletakkannya kembali karena secara tidak adil gw langsung mbandingin dengan Spark & Segal tapi setelah kisah bergulir ke dalam surat-surat Jack dan permasalah yang ada ceritanya mulai mengalir dengan enak. Namun Jason mengakhiri ceritanya terlalu tergesa-gesa seolah tidak ada hari lain untuk menuntaskan semua permasalahannya. Satu hal yang sedikit mengganggu dari penterjemah adalah penggunaan panggilan “Dik” dan “Kak” untuk menterjemahkan “Sist” dan “Bro” mungkin akan lebih baik menggantinya dengan panggilan nama saja. Secara keseluruhan novel The Wednesday Letters – Surat Cinta Hari Rabu karya Jason F. Wright enak dibaca, bahasanya tidak berbunga-bunga dan menginspirasi “lovelife” pembacanya.
Hmm…. ada ga’ ya… yang mau ngirimin surat cinta buat gw tiap minggu???? (mesam mesem prengas prenges sembunyi dibalik selimut Ferrari)
huwaaaaaaaaaaaaa
ReplyDeleteaku dah beli sejak bulan kapan ya
tapi kok ya blom selese2, jd g bisa ngasih nilai deh
awalnya kok rada gak seru gitu ya, makanya males nerusinnya, hehehehe
aku baru baca sampe beberapa saat ketika orang tua mereka meninggal
awalnya yg menarik utk beli karena udah lama gk mbaca novel cinta2an lagi dan sekaligus sampulnya unik. hehehhe
hihihiii... koq alesannya sama ya, lo nyontek gw ya!!
ReplyDeleteemang sih.. awal dan akhirnya agak membosankan tapi cukup mengasikkan mbaca surat-suratnya Jack.
Aku juga blom slese Ndah, bacanya..mau aku terusin ahhh....
ReplyDeletejadi pengen beli ... tebel ngga' ?
ReplyDeletekalo tebel , ga' jadi aaahh ...
Waduh cinta2an, hiks sekarang gi ga tertarik sama yang manis2 ^;^
ReplyDeleteayoo diterusin lagi mba'... suami juga suruh baca mba' biar makin romantisss;))
ReplyDelete300-an halaman... lumayan lah, isinya ringan koq jadi lebih gampang bacanya
ReplyDeletelha koq malah masuk blog-nya orang manis??
ReplyDelete*pasang tampang semanis kucing angora
Pusing... baca resensinya.. he..he..he..
ReplyDeletepantesan baca novel tebel ga' pernah kelar
ReplyDelete